Thursday, February 20, 2014

Browse Manual » Wiring » » » » » » Mutiara Islam Mutiara Hidup Nasehat Bijak

Mutiara Islam Mutiara Hidup Nasehat Bijak


Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.(Shahih Bukhari)

Segala ciptaan Allah selalu DIA sertai dengan neumena (rasa) nikmat, yang secara proporsional bisa dirasakan oleh semua manusia.Dan akan kian terasalah rasa nikmat itu bila manusia mau mensyukurinya.


Satu amalan yang ringan dan mudah dilakukan, juga menyehatkan jiwa dan raga kita, ialah tersenyum.
Senyuman bernilai sedekah. Segala sesuatu (ciptaan) menjadi bermanfaat ketika direspon secara tepat dan sesuai kadarnya (proporsional). Tapi menjadi mudharat saat diperlakukan secara salah dan melampaui batas.

Fitrah yakin atau keyakinan manusia, baik melalui potensi akal maupun qalbunya, hanya berlaku pada yang haq atau hal-hal yang benar (lihat makna tersirat QS 52-Ath Thuur : 36).
Manusia yang meyakini sesuatu yang salah (baca : yang bathil), niscaya akan terjadi kontradiksi dalam kesadaran dan di dalam setiap perilaku dirinya.

Rasulullah bersabda : “Katakan yang benar walaupun pahit. Dan janganlah kamu gentar terhadap cercaan orang yang suka mencela / mencerca”.(HR Al Baihaqi)
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu. Sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.(Terjemahan QS 2-Al Baqarah : 147)

Rasulullah SAW bersabda :
“Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran (baik yang berupa ucapan atau perbuatan) membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang (berada di jalan yang) benar dan selalu memilih kebenaran, dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur).
Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kecurangan (kejahatan), dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta, dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong)”.
(HR Bukhari)

Doa adalah senjata orang mukmin, dan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi. (HR Al Hakim dari Ali bin Abi Thalib k.w)

Doa disebut tiang agama, karena sebaik-baiknya doa ialah shalat. Dan doa sebagai cahaya karena Yang Mengabulkan doa hanya Allah, dan setiap bentuk pengabulannya berupa percikan-percikan cahaya (karunia)-Nya.

Ketika aku memohon kepada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat.
Ketika aku memohon kepada Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk dipecahkan.
Ketika aku memohon kepada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berpikir.
Ketika aku aku memohon kepada Allah keberanian, Allah memberiku situasi bahaya untuk kuatasi.
Ketika aku memohon kepada Allah sebuah cinta, Allah memberiku orang-orang yang bermasalah untuk kutolong.
Ketika aku memohon kepada Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan.
Aku tak selalu menerima semua yang kuminta. Tapi aku selalu menerima segala yang aku butuhkan.
Doaku terjawab sudah !(Ali bin Abi Thalib)

Bernilainya ikhtiar manusia bukan nampak dari hasil yang diraih.
Melainkan dari prosesnya yang baik dan benar.
Hal itu berlaku secara duniawi dan bagi seluruh umat manusia.
Dan nilai tersebut menjadi sebenar-benarnya bernilai serta bermakna, ketika dilakukan secara ikhlas berlandaskan keTauhidan kepada Allah taala.

Lambari setiap ikhtiar dengan doa.Dan iringi tiap doa dengan ikhtiar yang nyata.
Adapun hasilnya, serahkan sahaja kepada Allah taala. Karena DIA pasti memberi hasil terbaik untuk kita.

Tertundanya pemberian setelah engkau mengulang-ulang permintaan (doa), janganlah membuatmu berpatah harapan. Allah menjamin pengabulan doa sesuai dengan apa yang DIA pilih buatmu, bukan menurut apa yang engkau pilih sendiri, dan pada waktu yang DIA kehendaki, bukan pada waktu yang engkau ingini.(Ibnu Athaillah)

Dalam setiap ikhtiar, tak ada kepastian berhasil. Manusia wajib berikhtiar, tapi tak seorangpun yang tahu hasilnya.Tugas kita ialah memperbesar peluang keberhasilan.Yaitu dengan cara berikhtiar secara baik dan benar dan terus-menerus memperbaikinya.

Mempermudah urusan orang lain yang kita tangani, niscaya akan memudahkan persoalan yang tengah kita hadapi. Barangsiapa yang tidak (bisa) menguasai matanya, maka hatinya tidak akan ada harganya”.(Ali Bin Abi Thalib).

Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda :
"Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya.
Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka".
(HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

No comments:

Post a Comment